Selasa, 28 Desember 2010

Dunia Ramal-Meramal Ala Zodiak?

Dunia ramal-meramal telah dikenal sejak zaman manusia belum mengenal tulisan (prasejarah). Ada yang menggunakan tanda alam. Ada pula yang menggunakan simbol-simbol benda yang dianggap keramat. Tak terkecuali pada masa kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada masa hidup beliau juga telah dikenal ramal-meramal yang digemari oleh para kahin atau dukun. Beradab kemudian, dunia ramal-meramal populer di tengah kehidupan masyarakat yang mengaku telah maju. Lucunya, ramal-meramal di era modern masih menggunakan prinsip-prinsip ramal zaman baheula seperti ilmu bintang. Dan yang tampaknya terus populer hingga saat ini adalah ramal-meramal ala zodiak.


ASAL ZODIAK
Zodiak tentunya tak asing lagi bagi telinga sebagian dari kita. Banyak yang langsung memberi penilaian bahwa zodiak adalah dunia ramal-meramal yang diwakili oleh simbol-simbol hewan. Tak salah memang, karena istilah zodiak sekarang lebih dekat dengan dunia ramal-meramal daripada dunia ilmiah. Tapi tentunya tak banyak yang tahu apa itu sebenarnya zodiak sehingga banyak yang salah memberikan penilaian terhadapnya. Ada yang berlebihan memberikan pujian namun ada juga yang tak mau melihatnya dari sisi keilmuan. So?

Istilah zodiak berasal dari bahasa latin zodiacus yang kemudian diadopsi dalam bahasa Yunani menjadi Zoodiacos Cyclos (lingkaran hewan). Seperti artinya sebagian besar zodiak dalam kepercayaan Yunani disimbolkan dalam aneka wujud hewan seperti; Aries (kambing biri-biri), Taurus (lembu jantan), Leo (singa), Scorpio (kalajengking), dan Pisces (ikan). Symbol tersebut dianggap sebagai perwakilan dari benda-benda tata surya (planet, bulan, dan matahari) yang melingkari garis khayal bola langit, lingkaran ekleptika.

Pada perkembangan selanjutnya, zodiak tidak hanya dihubung-hubungkan dengan astronomi, tetapi juga dikaitkan dengan astrologi. Apa itu astrologi? Astrologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara gerakan benda-benda tata surya dengan nasib yang akan dialami oleh seseorang. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki zodiak X pada bulan Y akan bisa diketahui nasibnya melalui perhitungan zodiak. Dengan kata lain, ilmu astrologi adalah salah satu cabang dari sekian ilmu peramalan. Hanya saja media ramalnya mungkin berbeda dari yang lain karena menggunakan ilmu perbintangan dan simbol-simbol aneh.

ZODIAK DAN DUNIA PERAMALAN
Awal kisah zodiak dalam dunia astrologi dimulai tahun 2000 SM saat Babylonia memberlakukan visualisasi waktu seperti dalam system penanggalan (12 bulan dalam 1 tahun), zodiac dibagi menjadi 12 bagian. Setiap bagian diberi tanda unik yang melambangkan suatu waktu atau karakter tertentu. Ada dua belas tanda yaitu: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces. Lambang-lambang tersebut merupakan hasil kajian para ahli astronomi mesir setelah dua ribu tahun lamanya.
Dalam astrologi, seseorang dianggap menyandang tanda zodiak tertentu jika dia lahir pada rentang tanggal dan bulan tertentu menurut penanggalan matahari. Sebagai contoh, orang yang lahir pada awal bulan Desember maka dia dimasukkan dalam tanda zodiak Sagitarius. Atas dasar inilah, orang yang lahir pada awal bulan Desember dikatakan memiliki zodiak Sagitarius.

Anehnya, tidak ada perbedaan zodiak berdasarkan tahun kelahiran seseorang. Padahal jelas berbeda seseorang yang lahir pada 27 Juli 2009 dan lahir pada 27 Juli 2010. Namun, dalam perhitungan zodiak semua disamakan. Tidak ada perbedaan antara yang berusia 60 tahun dengan yang berusia 10 tahun. Oleh karenanya, peramalan zodiak akan sangat ganjil, bila dinilai dengan akal sehat. Sebab, ramalan zodiak menyamaratakan nasib semua orang hanya berdasarkan bulan kelahirannya.

RAMALAN ZODIAK, AKURAT?
Dalam zodiak, paling tidak ada empat unsur yang biasanya diramal, yaitu kesehatan, cinta atau perjodohan, keuangan, dan karir. Kurun waktu peramalan biasanya satu bulan atau dari tanggal x sampai tanggal y. Dalam kurun waktu itu, seseorang peramal zodiak menentukan nasib kesehatan seseorang akan seperti apa, nasib cintanya bergejolak atau datar-datar saja, keuangannya lancar atau serat, dan karirnya menanjak atau turun. Tak lupa biasanya sang peramal memberikan kata-kata nasehat untuk menguatkan ramalannya.

Secara prinsip, cara melakukan peramalan zodiak adalah menggunakan prinsip kedudukan benda-benda tata surya terhadap matahari. Oleh karena itu, seharusnya peramalan antara satu tempat dengan tempat yang lain sama karena posisi benda-benda tata surya relatif stabil. Tapi apa yang terjadi? Sering sekali antar satu peramal dengan peramal lain melakukan hasil peramalan yang berbeda. Satu peramal mengatakan nasib keuangan penyandang zodiak Leo sulit tapi di sisi lain ada peramal yang meramal nasib keuangan zodiak Leo melejit. Padahal mereka dalam satu kawasan lhooo… Kenapa bisa begitu?

Hingga saat ini tidak ada standarisasi hasil peramalan antar peramal zodiak. Sangat tidak mengherankan jika setiap peramal memiliki hasil berbeda untuk satu jenis zodiak tertentu. Setiap dari mereka memiliki cara tersendiri untuk menentukan hasil. Oleh karenanya, keakuratan hasil ramalan zodiak sangat disangsikan hingga sekarang. Sayang, masih saja banyak yang mempercayai zodiak sebagai sarana untuk mengetahui nasib pada masa depan.

Bukti tentang ketidakakuratan ramalan zodiak pernah dikaji oleh seorang doktor dari Universitas Manchester, Dr. David Voas. Menurut Voas –yang melakukan kajian tentang hubungan antara zodiak dengan nasib asrama seseorang-, zodiak sama sekali tidak mempengaruhi kehidupan cinta seorang manusia. Pernyataan ini ia kuatkan dengan melakukan penelitian bersama dengan tim dari Research Fellow, Centre for Census and Survey Research. Dalam penelitian yang melibatkan 20 juta pasangan di Inggris dan Wales tersebut ditemukan fakta bahwa tidak ada bukti yang kuat jika zodiak berpengaruh pada kehidupan asrama seseorang. David juga menyampaikan bahwa banyak sekali pasangan suami istri di Inggris dan Wales yang menikah tidak sesuai dengan kecocokan ramalan zodiak.

Majalah Stren pernah pula melakukan penelitian untuk mengetahui keakuratan ramalan zodiak. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama satu tahun, disimpulkan bahwa 3% saja ramalan yang sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain, perbandingan keakuratan zodiak dengan kesalahannya adalah 1:32/33. Masihkan bisa dipercaya?

At least, walau cara melakukan peramalan zodiak harus didasarkan pada ilmu astrologi, ternyata tak banyak para astrolog (peramal) yang mengetahui secara baik ilmu astrologi. Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Eropa, 70% astrolog di Eropa tidak mengetahui secara persis posisi delapan palnet-planet besar. Padahal, para astrolog Eropa seringkali menjadi acuan para peramal zodiak di negeri ini. So, mungkinkah ramalannya bisa jitu jika ilmu dasarnya saja tidak diketahui?!

Ahad, menjelang Maghrib, 13 Muharram 1432 H / 19 Desember 2010 M

Penyusun : Abu Ahnaf Roni Nuryusmansyah al-Falimbany
                 Mahasiswa STDI Imam Syafi’I Jember (www.stdiis.ac.id)
Sumber : Majalah ELFATA edisi 11 volume 10 – 2010 (www.majalah-elfata.com) dengan sedikit perubahan.

0 comments:

Posting Komentar

Mohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review dahulu sebelum ditampilkan !!!