Jumat, 23 Juli 2010

Terimakasih Banyak Nenek, Terimakasih Banyak Ibu !!!

Pada khutbah shalat jum'at kemarin di suatu  mesjid Guntur Jakarta, Sang khotib bercerita ada seorang Nenek apabila hari lebaran, beliau suka mengumpulkan uang kecil (recehan) untuk diberikan pada Cucu-cucunya apabila berkunjung menemuinya. Cucu-cucunya pun berdatangan bersama Orang-tuanya.
Satu per satu Cucu-cucunya tersebut meyalami Sang Nenek. Pada saat Cucunya bersalaman itu Sang Nenek hendak memberikan uang untuk Cucunya tersebut namun ditolak olehnya.Dengan halus Si Cucu berkata ; "Tidak usah Nek, simpan saja uangnya buat Nenek. Kalau Nenek butuh sesuatu, Nenek bisa membelinya.

Cucu sudah dikasih uang jajan sama Ayah". Lalu Nenek pun hendak memberikan uang pada Cucunya yang kedua namun dengan halus Si Cucu menolak dan berkata ; "Tidak usah Nek, uangnya simpan saja buat Nenek. Kalau Nenek sakit, uangnya bisa dipakai buat beli obat.Cucu sudah dikasih uang jajan sama Ibu". Sang Nenek bersedih dan menangis lalu Cucu-cucunya bertanya ; "Nenek kenapa menangis?" Sang Nenek menjawab ; "Nenek sudah tidak berguna lagi, sepertinya umur Nenek tidak lama lagi". Tak lama Sang Nenek sakit lalu meninggal dunia.

Khotib berkata ; "Terkadang kita ingin membahagiakan orang lain tapi justru malah membuat sedih dan menyakiti orang lain. Padahal Sang Nenek bahagia bila melihat Cucu-cucunya bahagia, bahagia bila bisa berbagi rezeki dengan Cucu-cucunya namun Cucu-cucunya tak memberinya kesempatan untuk berbuat kebaikan yang bisa membuatnya bahagia."

Aku jadi teringat ketika ku masih sekolah di SMKN 1 Cirebon. Nenekku biasa membuat sapu lidi dan menjualnya ke pasar setelah subuh. Suatu hari Ibuku tidak mempunyai uang untuk diberikan padaku sebagai ongkos sekolah. Akhirnya ku diberi ongkos oleh Nenek dari hasil jualan sapu lidi. Hati kecilku merasa tak tega. Nenek yang sudah tua masih saja mau mencari uang untuk diberikan padaku. Saya pun berangkat sekolah dengan ongkos dari Nenek.

Begitu Pula Ibuku. Suatu hari Ibu tak memiliki uang. Lalu menyuruhku mengambil ayam di kandang. Sehabis subuh Ibu dan aku berangkat ke pasar untuk menjual ayam. Uangnya sebagian diberikan padaku dan sebagian dipakai belanja.

Di mesjid aku meneteskan air mata. Terbayang olehku betapa besarnya perjuangan dan kasih sayang mereka pada Anak-cucunya. Benarlah orang bilang ; KASIH IBU TAK TERHINGGA SEPANJANG MASA. Meski telah menjadi Nenek, Ia tetap sayang pada Anak-cucunya.Ya Allah, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waku kecil. Berilah mereka sebaik-baiknya tempat di dunia dan di akhirat.

Sampai saat ini Nenekku masih diberi umur panjang, Allah memberikan waktu yang panjang untuk beribadah. Alhamdulillah Nenekku rajin ibadah. Walaupun sudah lanjut usia, daya ingat beliau masih tajam dibandingkan teman-teman sebayanya yang masih hidup. Namun Ibu dan Bapakku telah meninggal dunia terlebih dahulu. Ya Allah, Ampunilah dosa kedua Orangtuaku dan terimalah segala amal sholeh mereka, terangilah di dalam kuburnya dan berilah mereka sebaik-baiknya tempat di akhirat.

Akupun berpikir Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam saja suka menerima hadiah/pemberian dari orang lain. Banyak hikmah yang bisa kita ambil, di antaranya memperat tali persaudaraan dan kasih sayang dengan saling berbagi.
Reiza Newbie
Back to Reiza Newbie™

0 comments:

Posting Komentar

Mohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review dahulu sebelum ditampilkan !!!