Jumat, 25 Juni 2010

Hidup Sehat dengan Vitamin D


Disadari atau tidak, hampir setiap hari tubuh manusia mendapat asupan  vitamin D, baik yang berasal dari sinar matahari pagi yang melimpah dan murah maupun dari sumber makanan yang mengandung vitamin D. Namun asupan vitamin D yang berlebihan, selain akan mengganggu mekanisme metabolisme tubuh, justru akan mengakibatkan pengeroposan tulang, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Tubuh manusia tidak akan mampu menyerap kalsium dengan baik jika kekurangan vitamin D. Jika hal itu terjadi, maka tulang manusia akan menjadi rapuh dan lemah. Di sinilah fungsi vitamin D yang sering dijadikan pro hormon oleh tubuh, yang diangkut oleh kalsium melalui darah, untuk kemudian didistribusikan ke tulang-tulang manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, vitamin D yang paling murah berasal dari sinar matahari pagi, waktunya sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 pagi.
“Untuk mendapatkan vitamin D yang paling murah yang berasal dari sinar matahari pagi, kita hanya membutuhkan  kurang dari 30 menit,” ujar Syarif Husen, pakar ilmu gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri).
Panas matahari pagi sudah lama diyakini orang sebagai salah satu sumber vitamin D yang paling murah Karena tanpa mengeluarkan biaya. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali mengabaikan. Padahal, cara yang dilakukan sangat mudah dan tidak membutuhkan energi banyak. Sebab hanya dengan berjemur pada pukul 07.00 hingga 09.00. Pasalnya, pada saat-saat itulah matahari memancarkan radiasi sinarnya yang mengandung vitamin D, yang notabene sangat dibutuhkan tubuh manusia.
Terutama untuk manusia dalam masa pertumbuhan, vitamin D sangat dibutuhkan sebagai penguat tulang dan gigi. Selain sinar matahari, vitamin D juga bisa diperoleh dalam jenis makanan seperti susu, telur, ikan salmon, dan makanan-makanan yang mengandung lemak.
“Intinya, sumber vitamin D itu ada dua, yaitu sinar matahari dan makanan,”tuturnya.
Menurut Syarif, vitamin D bersifat larut dalam lemak, sehingga pembentukan kalsium dalam vitamin D keberadaannya sangat berpengaruh oleh hati dan ginjal, yang bisa mengubah dari aktif menjadi inaktif.
Oleh sebab itu, lanjut Syarif, bagi orang-orang yang mempunyai penyakit hati dan ginjal, dikhawatirkan proses metabolismenya menjadi terganggu, sehingga mengakibatkan kalsium dalam darah menjadi berkurang, akibat adanya  pengaruh dalam penyerapan vitamin D.
“Pada proses metabolisme terjadi penyerapan dua kali, sehingga dikhawatirkan proses penyerapan kalsium dalam darah menjadi terganggu. Jika ini terjadi,  maka  penyerapan kalsium diambil dalam cadangannya yang ada pada tulang,” jelasnya.
Dijelaskan lebih jauh, jika hal itu terjadi maka sangat berpengaruh pada pengeroposan tulang karena fungsi kalsium untuk memadatkan tulang menjadi berkurang, di mana fungsi lain dari kalsium adalah untuk tunos otot.
“Dalam kehidupan sehari-hari, sering dialami yakni yang disebut dengan kram. Dalam bahasa kedokterannya dinamakan tetani,” jelasnya.
Pada anak-anak, kebutuhan vitamin D sangat diperlukan karena disamping untuk menguatkan tulang, juga untuk pertumbuhan gigi. Oleh sebab itu, jika terjadi kekurangan vitamin D, terutama terjadi pada ibu hamil, akan berdampak oesteomalacia pada bayi yang akan dilahirkan.
“Untuk lingkungan daerah tropis sangat mudah diperoleh,yakni melalui radiasi sinar matahari pada pagi hari. Sedangkan bagi anak-anak, makanan yang paling aman dalam menyerap vitamin D adalah berasal dari ASI atau air susu ibu,” ujar alumni Fakultas Kedokteraan Unsri 1989 tersebut.
Dalam kehidupan keseharian. Vitamin D memang mudah sekali didapat dalam jumlah yang tak terbatas. Namun, untuk kebutuhan tubuh manusia, penyerapan vitamin D mempunyai batasan yang aman bagi kesehatan. Misalnya, untuk anak-anak dan ibu hamil, asupan vitamin D dalam sehari minimal 10 miligram. Dan untuk orang dewasa, asupannya mencapai 5 hingga 7,5 miligram.
Alami Kelebihan
Persoalan yang tidak mudah terpecahkan, dan hal ini sering dialami dalam aktivitas sehari-hari tanpa disadari adalah bagaimana kalau seseorang mengalami kelebihan vitamin D?
Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada kesehatan manusia, umumnya, dan terutama pada proses metabolisme karena adanya pengaruh kadar kalsium dalam darah.
Ada tiga hal yang terjadi jika kelebihan vitamin D dalam tubuh, yitu pengeroposan atau kalsifikasi, lemas, diare yang berkelanjutan sehingga mengakibatkan muntah-muntah.
Penyebab dasar ini terjadi akibat kalsium yang mengendap dalam tubuh, terutama pada ginjal, yang notabene bisa menumpuk di sana. Salah satu cara untuk mengatasi kelebihan asupan vitamin D adalah dengan mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D.
Kelebihan vitamion D sering terjadi pada anak-anak yang masih dalam taraf pertumbuhan. Contohnya, ibu-ibu yang sibuk, acap kali mengabaikan makanan bagi anaknya, sehingga mengakibatkan justru kelebihan vitamin D. Tanpa disadari, ibu-ibu yang mempunyai anak balita, kettika memberikan makanan atau susu sering berlebihan atau melebihi dosis.
Mereka beranggapan makin banyak diberikan makanan atau susu makin banyak asupan vitamin yang diserap tubuh anak. Padahal, justru kelebihan vitamin yang terjadidan tubuh tidak mampu menyerap keseluruhan. Sehingga, kelebihan vitamin tersebut malah diendapkan di ginjal oleh tubuh ketika metabolisme berlangsung.
Seperti sekarang ini, kebutuhan akan makanan berprotein dan bervitamin D sangat mudah ditemukan, terutama pada susu formula. Tetapi bagi orang tua, terutama ibu-ibu yang memiliki anak berusia di bawah lima atau tiga tahun mesti lebih waspada dalam memberikan susu formula. Yang mesti dipertimbangkan adalah pemberian harus sesuai dosis dan sesuai aturan yang tertera dalam kemasan susu formula tersebut.
“Satu hal yang juga diperhatikan ibu-ibu adalah memahami kandungan nutrisi dalam susu formula tersebut. Jadi jangan asal aja, sebab pemberian susu formula yang tidak tepat nilai gizinya justru mengakibatkan kelebihan vitamin D. Ini bisa dilihat dari pertumbuhan tulang dan gigi anak. Oleh sebab itu, ibu-ibu harus mewaspadai agar tidak terjadinya kelebihan vitamin D,”pungkasnya.

Sumber : Koran Jakarta, Kamis 17 Juni 2010, Hal 19

0 comments:

Posting Komentar

Mohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review dahulu sebelum ditampilkan !!!